*Renungan*
Allah
berfirman:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan” (Tahrim 66:6)
Peliharalah Dirimu
Dan Ahli Keluargamu Dari Api Neraka dengan Mengajar Mereka Taat KepadaNya Serta
Bertaqwa dan Menyuruh Mereka Meninggalkan Maksiat
Sebagai orang tua,
orang tua seperti apakah kita saat ini…?
Apabila anda
mndapati anak sedang khusyuk membaca dan mentadaburi Al Quran, tak jarang ada
org tua yang berkata,”sudah, jangan terlalu serius, sana mending belajar fisika
dan metematika, yg penting tingkatin nilai IPA kamu di rapor!”
Apabila mendapati
anak sdg mendengar radio Islam dengan antusias, maka ada orang tua yang
mngatakan, ” bosan deh ceramah terus, ganti ajah radio yang ada musiknya, ya? “
Apabila mendapati
anak perempuan yang telah sadar akan kewajiban berhijab, maka ternyata ada org
tua yang melarangnya, “nanti ajalah berjilbabnya, kl kamu udh tua atau udh
nikah sana baru pakai jilbab…”
Apabila mendapati
ada anak yang ingin menuntut ilmu di bidang syariah (Islam), maka ternyata
masih ada org tua yang berkata, “mau jadi apa kamu kl sekolah jurusan syariah,
mending kamu cari profesi yg pasti bnyk duitnya ajah.”
Apabila mendapati
ada anak yang bercita-cita ingin menjadi da’i atau imam sebuah masjid, maka ada
org tua yang kecewa, “jadi dokter aja lah. atau yang terkenal, jadi penyanyi
tuh banyak diutnya trs terkenal…”
Apabila mendapati
anak-anaknya tidak sholat wajib, maka banyak orang tua yang membiarkan padahal
dosa meninggalkan sholat wajib itu sangatlah besar, namun apabila mendapati
putranya ingin sholat berjamaah di masjid maka ada ayah yang justru takut dan
berkata,”sudahlah di rumah saja sholatnya, kl kamu ke masjid nanti ayah di
tanyain terus diajakin..”
Jika ada anak yang
mnemukan calon yg soleh/soleha dan ingin berta’aruf serta menikah, maka banyak
org tua yang melarang, “masih muda kamu, udh nanti aja nikahnya, sana pacaran
dulu ajah lah jgn pikirin menikah dulu..”
Astagfirullah….
semoga kita semua bukan termasuk org tua seperti itu yang mnghalakan maksiat
serta bukan mnyuruh yang ma’ruf tapi justru menyuruh yang munkar….na’udzubillah.
Padahal, keluarga
yang dirahmati oleh Alloh Ta’ala, yang sakinah mawaddah dan warahmah, tentu
keluarga muslim yang bertaqwa kpd Alloh, meninggalkan apa-apa yang dilarang
Alloh Swt dan menyuruh keluarganya untuk menjalankan apa-apa yang diwajibkan
Alloh Ta’ala.
‘Ali bin Abi
Thalhah menuturkan dari Ibnu ‘Abbas r.a, ia berkata, “Firman-Nya ‘Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka’, yakni ajarilah mereka utk taat
kepadaNya dan tidak bermaksiat kepadaNya. Dan perintahkanlah kepada keluarga
kalian utk berzikir agar Allah swt menjauhkan mereka dari api neraka”
(Ath-Thabari (XXIII/491))
Mujahid berkata,
“Firman-Nya, ‘Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka’,yakni
bertaqwalah kepada Allah swt dan berwasiatlah kepada keluarga kalian agar
bertaqwa kepadaNya” (Ath-thabari (XXIII/492))
Sementara itu
Qatadah berkata,”Hendaklah engkau memerintahkan mereka utk taat kepada Allah
swt, dan melarang mereka bermaksiat kepadaNya. Hendaklah engkau menjalankan
hukum Allah swt kepada mereka, serta memerintahkan dan membantu mereka utk
melaksanakannya. Apabila engkau melihat mereka bermaksiat kepada Allah swt,
maka peringatlah dan laranglah mereka” (Ath-Thabari (XXIII/492)
Demikian pula yg
dikatakan adh-Dhahhak dan Muqatil, “Merupakan kewajipan seorang muslim utk
mengajari isterinya, kerabatnya, buak perempuan dan laki2 nya, apa2 yg
diwajibkan dan dilarang Allah kepada mereka” (Al-Qurthubi (XVIII/196))
Ayat ini semakna
dengan hadis yg diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dari
ar-Rabi’ bin Sbarah, dari bapaknya, ia mengatakan bahawa Rasulullah saw telah
bersabda: “Perintahkanlah anak kecil untuk sholat jika telah berumur tujuh
tahun…” (Diriwayatkan oleh Ahmad (III/404) , Abu Dawud (I/332), at-Tirmidzi
(II/445) dalam Tuhfatul Ahwadzi,Hadis sahih, Lihat Shahihul Jaami’ no 5867)
Ash-Shanqiti
berkata dalam Adwa-ul-Bayan (1/466): “Menjadi kewajiban bagi seseorang untuk
memerintahkan keluarganya –seperti isteri, anak dan seterusnya- terhadap
kebaikan dan melarang mereka dari kejahatan. Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka” dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Masing-masing kamu adalah
pemimpin dan masing-masing kamu bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya.”
Sudah sepantasnya
kita sebagai org tua mengharapkan dan mendidik anak menjd anak yang
soleh/solehah, karena itulah dpt mnjd bekal yang penting untuk kebahagiaan
abadi di akhirat kelak. bukan sebaliknya, mengharapkan anak hny mnjd kaya raya
dan terkenal tanpa iman kpd Alloh Swt, sehingga justru dpt menjerumuskan
jabatan dan hartanya ke dlm neraka. lalu, malah menjadi beban
pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Karena yang
diharapkan adalah bahwa seorang anak yang soleh/solehah akan mendoakan orang
tuanya. Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ
إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ
بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seseorang
meninggal dunia, akan terputus amalnya, kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.”
HR Muslim dalam
Shahih-nya, Kitab: Perjanjian (no. 1631)
Seperti yang kita
ketahui dari Luqman al-Hakim, ayah yg soleh yang tertera namanya dalam Al Quran,
Lukman al-Hakim
terus-menerus memberikan pengarahan kepada anaknya sesuai dgn syariah. Kisahnya
disebutkan dalam (QS.31:17)
Artinya : “Hai
anakku, Dirikanlah shalat….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
‘Aqimish-shalaata,
dirikanlah shalat, lengkap dengan batasan-batasan, fardhu-fardhu, dan
waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Selanjutnya,
Pesan Lukman
al-Hakim adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk memerintah manusia untuk
berbuat baik. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya : “…dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag RI :
2005 : 412).
Dan juga memiliki
keberanian untuk mencegah orang-orang yang berada di sekitarnya berbuat
kemungkaran. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :”…dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar….” (Al-Qur’an dan Terjemah Depag
RI : 2005 : 412).
Ibnu Katsir
memberikan keterangan, Wa’mur bi’l-ma’ruufi wanha ‘ani’l-mungkar,
perintahkanlah perkara yang baik dan cegahlah perkara yang munkar menurut batas
kemampuan dan jerih payahmu. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Nah, tentu saja
dari sini kita tahu bahwa bukanlah kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki ialah
apabila memilki anak-anak yang terkenal dan kaya tapi tidak mempedulikan halal
dan haram mata pencaharian dan uang yang mereka peroleh dan juga gemar berbuat
kemunkaran (maksiat), karena justru cara mendidik anak yang lebih mencintai
dunia daripada akhirat seperti itu akan memalukan dan mncemarkan nama baik org
tua di dunia dan jg mnjd beban pertanggungjawaban di akhirat kelak, karena akan
adalah titipan Alloh Swt kepada kita sbg org tua. telah banyak contoh yang
nampak, bagaimana anak yang terkenal dan dipuja-puja org tuanya malah ternyata
seorang pelaku maksiat besar dan akhirnya dihujat dan dilecehkan oleh banyak
orang krn kemaksiatannya yang terbongkar.
Waallahu;alaam,
semoga bermanfaat.
EmoticonEmoticon